Minggu, 22 Maret 2009

pengelompokan

PENGELOMPOKAN HASIL PERTANIAN PANGAN

1.1. Pengertian dan lingkup pertanian dan hasil-hasilnya

Pertanian dalam arti luas adalah suatu sektor yang mengemukakan berbagai

hal tentang keberadaan biologi di bumi baik nabati maupun hewani selain

manusia, yang diperuntukkan bagi kelangsungan hidup manusia.

Berbagai jenis tumbuhan dan hewan termasuk ikan dan jasad renik, dapat

tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi lingkungannya. Kondisi

lingkungan inilah yang paling utama dalam mempengaruhi kehidupan setiap

mahluk yang ada. Oleh sebab itu, secara alamiah setiap komoditas akan

terseleksi dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam bidang atau

sektor pertanian, seleksi alamiah tersebut sering disebut pengelompokan

berdasarkan agroklimatologi.

Setiap mahluk hidup atau biologi dalam melangsungkan kehidupannya akan

selalu memerlukan makanan yang sesuai dengan habitatnya. Manusia

sebagai salah satu mahluk hidup memerlukan makanan selama hidupnya.

Makanan yang diperlukan dapat berasal dari nabati maupun hewani. Seperti

halnya setiap tumbuhan ataupun mahluk hidup lainnya, pertumbuhan dan

perkembangan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh geografis dan

jenis pangan yang dikonsumsinya. Hal tersebut kemudian muncul adanya

pengelompokan manusia berdasarkan “ras”.

Komoditas pertanian yang tumbuh berdasarkan agroklimatologi, memiliki

karakteristik fisiologis tertentu,

Pertanian secara luas meliputi kegiatan budidaya tumbuhan tertentu yang

memiliki nilai tambah bagi kebutuhan hidup manusia dan dalam

perkembangannya kemudian juga memiliki nilai komersial atau nilai ekonomi.

Kebutuhan manusia dapat berupa kebutukan dasar (pangan) dan kebutuhan

penunjang (papan dan sandang). Kebutuhan dasar atau pokok manusia

selain pangan adalah udara (oksigen), sehingga tumbuh-tumbuhan tertentu

juga dibudidayakan untuk menghasilkan oksigen. (ingat tentang fotosintesis,

evaporasi dan transpirasi).

Budidaya pertanian dapat mengasilkan komoditas tertentu, yang dapat

berupa komoditas pangan maupun non pangan. Komoditas pangan

dimanfaatkan

manusia

untuk

kelangsungan

biologisnya,

sedangkan

komoditas non pangan dimanfaatkan untuk keperluan penunjang.

Dalam bidang pangan, sudah jelas dipisahkan adanya pangan nabati dan

pangan hewani. Komoditas pangan nabati dapat dikelompokkan berdasarkan

beberapa kriteria/karakteristik, seperti : karakteristik agronomis, fisiologis,

dan fisiko-kimia atau gizi. Pengelompokan komoditas pertanian pangan

berdasarkan karakteristik agronomis lebih didasarkan pada sifat-sifat

morfologis suatu tanaman. Kelompok komoditas pertanian ini adalah :

Serealia, kacang-kacangan, ubi-ubian, sayuran, dan buah-buahan.

1.2. Manfaat Hasil Pertanian Bagi Kehidupan Manusia

Telah disinggung dimuka bahwa hasil-hasil pertanian memiliki manfaat yang

sangat berarti bagi kehidupan manusia. Dalam perkembangannya,

komoditas pertanian baik untuk pangan maupun non pangan telah

mengalami intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi yang sangat banyak.

Dalam industri pangan, telah dihasilkan banyak sekali pangan yang

beraneka ragam (penganekaragaman pangan). Pada dasarnya, program-

program pengembangan pangan dan non pangan d atas ditujukan untuk

meningkatkan kualitas hidup manusia.

1.3. Dasar-Dasar Pengelompokan Pangan

Seperti diuraikan sebelumnya, komoditas pangan dikelompokan berdasarkan

karakteristik agronomis, fisiologis dan gizi.

A. Karakteristik Agronomis

Kelompok pangan yang dipilah berdasarkan karakteristik agronomis, dapat

ditelusuri berdasarkan nomenklatur biologi (divisi, kelas, ordo, famili, genus,

species, varietas). Biasanya, pengelompokan hasil pertanian secara

agronomis didasarkan pada “famili” yang sama. Namun, tidaklah selalu

berlaku demikian, sehingga aspek lain yang dapat menjadi pertimbangan

adalah berdasarkan bentuk, wujud atau bagian dari suatu tanaman/hewan

yang dimanfaatkan. Atas dasar hal tersebut, maka hasil pertanian tanaman

pangan/hewan

a. Kelompok Serealia

Kelompok serealia dicirikan oleh kesamaan “famili” yaitu kelompok

tanaman padi-padian atau rumput-rumputan (Gramineae). Beberapa

contohnya adalah : padi, gandum, jagung. Ketiga komoditas ini

merupakan produk tanaman yang menjadi bahan pangan pokok manusia.

Jenis lainnya misalnya adalah Jali, Cantel, Jawawut, yang sampai saat ini

dugunakan untuk pakan (burung). Produk-produk tersebut di atas berupa

butiran (bijian), yang bagian terluar adalah kulit biji yang cukup keras,

tidak untuk dikonsumsi.

b. Kelompok Kacang-kacangan

Yang termasuk kelompok ini dicirikan dari tanaman yang berbintil akar, di

mana bintil akar ini adalah berperan dalam fiksasi Nitrogen dari udara dan

dalam tanah untuk pembentukan buah. Produk kacang-kacangan bisa

terdapat di dalam tanah, dapat pula di atas tanah berupa polong. Bentuk

produknya berupa biji. Beberapa cotoh yang penting adalah : kedelai,

kacang hijau, kacang merah, kacang bogor, dan lain-lain.

c. Kelompok Ubi-ubian

Kelompok ini dicirikan oleh karakter produk berasal dari bagian akar yang

menggelembung. Secara agronomis, kelompok ini tidak hanya tergolong

dalam satu “famili” saja. Beberapa contohnya adalah : singkong, ubi jalar,

garut/irut, gadung, uwi. Beberapa jenis komoditas berikut ini masih

diperdebatkan pengelompokannya yaitu : jahe, kencur/cikur, temulawak,

lengkuas/laos dan sejenisnya. Komoditas tersebut bisa dikatakan sebagai

kelompok tanaman obat, kelompok sayuran atau kemlompok ubi-ubian.

d. Kelompok Sayuran

Kelompok sayuran merupakan kelompok pangan nabati yang bagian

tamanan tertentu

dimanfaatkan untuk sayur. Bagian tanaman yang

dimanfaatkan antara lain adalah : umbi akar, umbi batang, bagian batang,

bagian daun, atau bagian buahnya. Sifat dominan dari kelompok pangan

ini adalah cepat mengalami penurunan mutu bahkan rusak. Penyimpanan

pada suhu rendah merupakan cara agar penurunan mutu dapat

diperlambat. Bawang merah, kentang, kangkung, kubis, wortel, buncis,

tomat, labu, waluh, seledri merupakan beberapa contoh kelompok

sayuran.

e. Kelompok Buah-buahan

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah buah-buahan yang digunakan

sebagai hidangan penutup makan. Buahnya dikonsumsi dalam bentuk

segar (masak), atau digoreng/direbus terlebih dahulu misalnya pada jenis

pisang tertentu. Beberapa contoh kelompok ini adalah : mangga pisang,

sirsak, jambu, dan masih banyak lagi. Seperti halnya sayuran, kelompok

pangan ini banyak juga yang cepat mengalami penurunan mutu.

f. Kelompok Hasil Ikan

Ikan dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu ikan air tawar, ikan air paya, dan

ikan air asin atau ikan laut. Ketiga jenis ikan tersebut dibedakan secara

agronomis karena lingkungan tempat hidupnya. Perbedaan tersebut

dapat diketahui dari ciri-ciri yang terdapat pada ikan itu sendiri. Beberapa

faktor pembeda pada ikan antara lain adalah sisik, bentuk tubuh, dan sirip

ikan. Udang termasuk kelompok ikan. Sifat utama dari kelompok ikan

adalah cepat mengalami kerusakan yang ditandai dengan bau busuk.

g. Kelompok Hasil Ternak (Daging, Susu dan Telur)

Ternak yang dibudidayakan dan untuk dikonsumsi manusia terbagi dalam

dua kelompok besar yaitu ternak besar dan ternak kecil. Sapi, kambing,

kerbau, termasuk ternak besar, sedangkan ayam, bebek, angsa termasuk

ternak kecil. Hasil ternak dimanfaatkan dalam bentuk daging, susu atau

telur. Hasil olahan dari hewan ternak ini sudah demikian banyak. Seperti

halnya pada hasil perikanan, kelompok ini juga cepat mengalami

kerusakan atau pembusukan.

B. Karakteristik Fisiologis

Pengelompokan komoditas pertanian pangan berdasarkan karakteristik

fisiologis adalah cara yang didasarkan pada ketahanan atau daya simpan

suatu komoditas. Secara fisiologis, suatu pangan dapat pula berpengaruh

terhadap kesegaran atau tegangan syaraf manusia (efek segar).

Pengelompokan berdasarkan fisiologis dapat pula diartikan sebagai mudah

atau tidaknya pangan tersebut mengalami kerusakan.

Dari hal tersebut di atas maka komoditas pertanian pangan dikelompokkan

menjadi tiga kelompok yaitu pangan cepat rusak (perishable), pangan tahan

lama (non perishable) dan pangan penyegar. Cepat atau tidaknya suatu

bahan pangan mengalami kerusakan, biasanya sangat dipengaruhi oleh

kandungan air yang terdapat pada bahan pangan tersebut. Semakin tinggi

kandungan airnya, semakin cepat mengalami kerusakan. Bahan pangan

yang mempunyai pengaruh terhadap tegangan syaraf, disebabkan oleh

adanya senyawa alkaloid atau senyawa polifenol seperti thein, kafein, dan

lain-lain. Sayuran dan buah-buahan segar memiliki kandungan air yang tinggi

(> 70 %). Kondisi ini akan mempengaruhi kecepatan aktivitas enzimatis, dan

dapat menjadi media pertumbuhan mikrobia yang baik. Kontaminasi dengan

mikrobia akan mempercepat proses kerusakan, terlebih apabila kondisi

lingkungan tidak dikendalikan atau disimpan pada ruang bersuhu rendah

atau pada kelembaban yang rendah. Pada biji-bijian atau bahan pangan lain

yang memiliki kadar air yang rendah pada umumnya akan lambat mengalami

kerusakan. Untuk pangan hewani segar, akan cepat sekali mengalami

kerusakan karena mengandung komponen-komponen kimia (terutama yang

terdapat dalam darah hewan seperti haemoglobin) yang sangat baik untuk

pertumbuhan mikroba.

C. Karakteristik Gizi

Bagaimanapun juga, setiap pangan yang dikonsumsi manusia akan

dimanfaatkan beberapa komponen kimia yang terdapat di dalam pangan

tersebut, yang dikenal sebagai zat gizi. Ada 6 (enam) zat gizi yang berasal

dari pangan, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

Senyawa karbohidrat, protein dan lemak dapat menghasilkan enersi atau

tenaga yang dibutuhkan untuk aktivitas manusia. Kelebihan pangan yang

telah dikonsumsi akan disimpan kembali oleh tubuh dalam bentuk glokogen,

sel-sel atau jaringan, atau disimpan sebagai lemak tubuh. Senyawa protein

berperan pula sebagai pembangun dan memperbaiki jaringan yang rusak.

Vitamin dan mineral berperan sebagai zat pengatur proses metabolisme di

dalam tubuh. Kekurangan akan suatu jenis vitamin atau mineral tertentu

akan mengakibatkan tergangguna kesehatan seseorang. Sedangkan air

berperan sebagai medium universal, yang akan mengkondisikan berbagai

proses pencernaan dan penyerapan serta metabolisme di dalam tubuh.

Ke enam zat gizi tersebut terdapat dalam setiap bahan pangan dalam jumlah

tertentu. Ada yang terdapat dalam jumlah besar, ada pula yang terdapat

dalam jumlah yang sangat sedikit atau sangat kecil. Berdasarkan kandungan

zat gizi tersebut maka pangan atau hasil pertanian pangan dikelompokkan

menjadi : pangan sumber kalori, pangan sumber protein, pangan sumber

vitamin dan mineral. Pangan sumber kalori terdapat pada serealia dan ubi-

ubian, pangan sumber protein terdapat pada kacang-kacangan dan hasil

hewani, pangan sumber lemak/minyak terdapat pada beberapa jenis kacang-

kacangan, kelapa, kelapa sawit, jagung, dan pangan sumber vitamin dan

mineral banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Untuk mengetahui

suatu pangan termasuk kelompok tertentu dapat dilakukan melalui proses

pengolahan tertentu atau analisis kimia secara laboratoris. Zat pati sebagai

salah satu jenis karbohidrat dapat diperoleh dari proses ekstraksi bahan

pangan tertentu misalnya pati singkong (tapioka). Senyawa protein dapat

diperoleh dari pencucian adonan terigu yang berasal dari biji gandum,

minyak dapat diperoleh dari ekstraksi daging buah kelapa, jumlah atau

kandungan vitamin dan mineral dapat diperoleh melalui analisis kimia secara

laboratoris.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda